Kamis, 31 Desember 2009

Alam dan Warna





Warna tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia termasuk seni dan desain. Beberapa cabang ilmu seni dan desain mempelajari bagaimana teori warna dan penerapannya dalam desain. Para desainer sering menggunakan warna yang ada dalam tube cat, panel komputer, atau material yang diproduksi oleh pabrik. Namun seringkali kita mengabaikan darimana sebenarnya warna itu berasal. Marilah kita sama-sama menengok bagaimana sebenarnya alam menyajikan warna sebagai satu keindahan yang telah di anugrahkan oleh Tuhan kepada manusia.


Hampir setiap sudut di bumi ini tersentuh oleh warna. Langit yang biru, awan yang putih, daun yang hijau, bunga yang berwarna-warni, tanah yang coklat, dan masih banyak lagi lainnya. Kedua mata kita dianugerahi kemampuan untuk mencerna keindahan itu. Begitu pula tunanetra yang notabene memiliki kekurangan dalam penglihatan. Bukan berarti mereka tidak mengenal warna. Pekatnya hitam pada buta total, atau pun gradasi bayangan dari satu atau beberapa warna pada penglihatan rendah. Warna juga dapat dicerna oleh para tunanetra meskipun dengan pemaknaan yang berbeda dengan manusia berpenglihatan normal.

Matahari sebagai sumber energi utama di bumi memiliki spektrum warna yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan makhluk hidup. Spektrum ini biasanya terurai pada pelangi. Aneka warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu ini memiliki spectrum dan tingkat energi yang berbeda.

Warna menjadi prioritas bagi beberapa makhluk hidup di bumi ini. Beberapa dari hewan dan tumbuhan menggunakan warna sebagai pertahanan mereka. Contohnya pada hewan bunglon yang dapat mengubah warna kulitnya sama seperti habitatnya untuk mengelabuhi musuh. Bahkan bunglon dikenal sebagai hewan yang tercepat dalam menyamarkan diri. Hal ini karena bunglon menggunakan pembawa warna merah dan kuning, lapisan-lapisan reflektor putih dan biru dan yang terpenting ”chromatophores” sel-sel kulit yang bereaksi terhadap perubahan panas, cahaya dan suasana hati binatang itu (international wildlife, sep-okt 1992:34 dalam Yahya, 2000)



Warna juga merupakan faktor penting pada reproduksi beberapa makhluk hidup seperti burung merak. Burung merak jantan memiliki ekor yang indah yang digunakan untuk menarik perhatian burung merak betina. Keaneka ragaman warna yang kaya pada burung sesungguhnya disebabkan keberadaan pigmen dalam bulu yang disimpan selama fase awal pertumbuhannya atau perubahan cahaya yang tergantung pada karakteristik struktur bulu tersebut. Karena formasi yang terbuat dari zat keratin ini akan segera rusak oleh kondisi lingkungan, mereka diperbaharui secara berkala. Bulu burung terus tumbuh sampai pada panjangnya serta karakteristik warna dan pola yang diperlukan untuk jenisnya. Selain itu pigmen yang memberi warna pada bulu meningkatkan kekuatan bulu, menyimpan energi yang berasal dari matahari serta mencegah masuknya sinar-sinar ultraviolet yang berbahaya ke dalam tubuh.(Yahya, 2000)




Selain pada burung merak, warna juga adalah faktor penting pada reproduksi bunga. Warna-warni bunga akan menarik perhatian serangga yang membawa serbuk sari. Tanaman memiliki beberapa jenis pigmen yang memberikan warna yang berbeda. Pigmen utama pada tumbuhan adalah klorofil (zat hijau daun). Pigmen ini berfungsi menyerap energi matahari yang digunakan untuk fotosintesis. Dalam fotosintesis, tanaman memanfaatkan sinar matahari yang terdiri dari kombinasi berbagai warna. Perbedaan tingkat energi dari kombinasi berbagai warna sangat penting bagi tanaman, karena mereka memerlukan sejumlah besar energi untuk melangsungkan fotosintesis. Dari fotosintesis ini tumbuhan dapat memproduksi makanannya sendiri.




Keindahan dan kesempurnaan penyajian warna yang luar biasa tampak pada kupu-kupu. Kupu-kupu memiliki selaput sayap yang sebetulnya transparan. Selaput sayap ini dipenuhi sisik-sisik dengan ketebalan yang berbeda. Transparansi selaput sayap kupu-kupu menjadi tidak nampak karena tertutup oleh sisik-sisik yang tersusun seperti atap sirap. Sisik-sisik tersebut sangat lembut dan bersifat rapuh dam mudah rontoh jika tersentuh. Sisik-sisik ini memiliki pigmen kimia yang menghasilkan warna dari pembiasan cahaya yang jatuh ke atasnya. Hal menarik pada warna yang tampak pada kupu-kupu tidak selalu merupakan warna sebenarnya. Seperti contohnya sisik hijau yang merupakan campuran dari sisik hitam dan kuning.




Keindahan warna pada sisik kupu-kupu juga digunakan untuk pertahanan diri. Kupu-kupu dapat memunculkan bintik-bintik hitam menyerupai mata yang besar dan menakutkan bagi musuh. Selain itu kupu-kupu juga melakukan kamuflase dengan menyerupai lingkungan habitatnya untuk mempertahankan diri. Selain berfungsi sebagai pertahanan diri warna pada kupu-kupu digunakan untuk mencapai suhu yang diperlukan untuk terbang. Sisik bersifat mengubah panas ke tingkat maksimum atau minimum tergantung pada warna yang dimilikinya. Kupu-kupu membuka dan menutup sayapnya di bawah sinar matahari mencoba menemukan sudut tertentu dimana ia dapat memeperoleh sinar matahari sesuai kebutuhannya untuk terbang. Bintik-bintik hitam pada sayap membantu kupu-kupu mendapatkan sinar matahari. Kupu-kupu yang hidup di daerah terbuka yang tak terlindung dari matahari berwarna lebih terang, sedangkan kupu-kupu yang hidup di hutan berwarna lebih gelap.
Berbagai keindahan warna di alam selain menghadirkan estetika juga memiliki fungsi bagi keberlangsungan makhluk hidup di bumi ini. Alam yang menyajikan keindahan warna dengan sempurna selayaknyalah membuat kita tidak hanya mengunggulkan warna sebagai keindahan artificial belaka. Tetapi menghadirkan karya seni yang berbudaya dengan tetap menjaga alam sebagai cita rasa seni tertinggi karya Sang Pencipta.


-dpy-

30112009

11:40


Yahya, Harun. 2000. Cita Rasa Seni Warna Ilahi. Ta-Ha Publisher Ltd